TERNYATA LOGO INSTAGRAM BARU DIRANCANG DENGAN NEUROSCIENCE
Sebelum membahas logo Instagram yang baru, ada baiknya
kita mengetahui definisi dari neuroscience terlebih dahulu. Apa itu
neuroscience? Ini adalah salah satu disiplin ilmu yang mempelajari otak manusia
yang kemudian menghasilkan tingkah polah tertentu. Jadi disiplin ilmu ini mampu
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang bisa membuat otak bawah sadar terpengaruh,
dan kemudian ‘disetir’ untuk melakukan sesuatu.
Dalam membuat logo terbarunya, ternyata Instagram
tidak asal buat. Logo terbaru mereka ternyata sangat mempertimbangkan kaidah
ilmu neuroscience ini, walaupun ada reaksi penolakan dari penggemarnya di
awal-awal peluncurannya. Sebenarnya penolakan ini adalah sesuatu yang wajar
karena Isntagram merupakan aplikasi mega-populer dan menjadi sesuatu yang
sangat akrab dalam keseharian kita, termasuk logo lawasnya. Mengubah logo yang
terlanjur akrab sangat beresiko mendapatkan penolakan, dan pihak Intagram sudah
memahami resiko ini sejak awal.
Perusahaan besar seperti Instagram
tidak bisa disamakan dengan perusahaan konvensional yang memiliki kehadiran
fisik seperti toko atau pun kantor cabang. Sebagai perusahaan digital,
Instagram tidak mempunyai hal-hal yang bisa dipegang. Instagram hanya bisa
mengandalkan logo dan tampilan visual, dan itu pun harus mampu mewakili semua
hal. Harus menarik perhatian, membuat nyaman sekaligus melibatkan sisi
emosional kita.
Tak hanya alam sadar, logo ini pun
dirancang untuk menarik perhatian alam bawah sadar otak kita. Di sinilah peranan neuroscience, mengarahkan para perancang untuk
membuat logo yang juga menarik alam bawah sadar manusia. Desain logo Instagram yang
baru ini lebih datar dan sedikit lebih abstrak daripada desain lamanya. Ada tiga hal dalam logo Instagram ini, yaitu;
Dunia penuh visual dan masing-masing visual
berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatian kita. Mata kita hanya bisa fokus
pada satu atau sedikit hal saja, sebagian besar akan tidak terlihat karena otak
kita telah mengembangkan sistem untuk memprioritaskan apa yang perlu kita
lihat. Bahkan sebelum kita sempat mengenali desain apa itu, otak kita sudah
menyerap visual yang telah diprioritaskan berdasarkan level kontras, kecerahan,
pola dan juga jenis warna. Para ilmuwan bidang ini sudah mampu merumuskan
visual macam apa yang akan mendapatkan prioritas tinggi bagi alam bawah sadar
kebanyakan manusia.
Logo
Instagram yang baru memiliki keistimewaan visual yang tinggi. Tingginya tingkat
kontras warna, garis tebal putih kamera yang
menonjol dari
latar belakang yang kaya dan berwarna-warni menciptakan tingkat visual yang
menarik perhatian mata.
Propositional Density
Logo yang baik juga seharusnya mempunyai fungsi; high
propositional density. Artinya sebuah logo harus mampu berbicara dengan banyak
makna dengan gambar sesimpel mungkin. Logo harus mudah dipahami dan mudah
terlihat. Makin sederhana, makin dalam maknanya, makin bagus.
Logo Instagram terbaru masih berbentu kamera, hanya
saja ini jauh lebih simpel. Penolakan logo baru secara perlahan akan menghilang
seiring dengan memudarnya ingatan mereka terhadap logo lama. Mudahnya begini,
makin sering melihat logo baru ini, makin kita menyukainya.
![]() |
Logo lama dan baru. |
Pada logo lama, terlihat kamera tahun 70-an tipe
Polaroid, yang membawa konotasi nostalgia, masa kanak-kanak yang menyenangkan,
foto keluarga, dan semacam itu. Di logo baru, kita masih bisa lihat bentuk
kamera Polaroid tersebut hanya saja jauh lebih simpel, hanya dengan persegi,
lingkaran, dan titik. Kemudian warna-warna
hangat dimunculkan, yang menyampaikan kegembiraan dan energi. Tentu saja,
munculnya asosiasi-asosiasi tersebut hanya akan muncul di alam bawah sadar, di
mana sebagian besar orang tidak terlalu memikirkan serius tentang hal ini.
Kekuatan
Kurva
Terakhir,
logo baru ini berbentuk melengkung,
bukan tajam.
Penelitian menunjukkan bahwa orang umumnya lebih menyukai desain melengkung dibandingkan
yang lebih tajam. Lengkungan kurva bisa membuat desain
terasa mudah didekati, ramah, dan bahkan keren. Otak kita telah berevolusi
untuk mendeteksi dengan cepat hal-hal tajam di sekitar kita sehingga kita dapat
menghindari agar tidak menyakiti diri kita. Walaupun
secara sadar kita tahu bahwa sebuah logo tidak akan mampu menyakiti kita, tapi
alam bawah sadar kita tetap menilai bahwa sesuatu yang tajam berbahaya dan
harus dihindari.
Post a Comment