CERITA BISNIS TENTANG DONALD TRUMP (bag 2)
Di
bagian satu, Bill Zanker sudah menjelaskan bagaimana bisnis kursusnya berjalan
dan berkembang. Banyak selebritis yang bersedia menjadi pengajar kursus
tersebut, kecuali Donald Trump. Kenapa? Simak cerita dari Bill Zanker, seorang
pebisnis yang terinspirasi oleh Donald Trump. Agar lebih nyaman dibaca, cerita
bisnis ini sudah diedit dan akan disajikan secara berseri dalam blog ini. Untuk
Anda yang belum membaca bagian pertama, klik di sini. Silahkan memetik
inspirasi bisnis.
Donald Trump tidak mau menjadi pengajar di The
Learning Annex, bahkan tidak bersedia menerima telpon saya. Suatu hari, saya
menelpon kantornya dan berbicara dengan sekretarisnya, Norma. Saya tahu, saya
tak akan mendapatkan perhatian Trump dengan cara saya yang biasa. Ia bahkan tak
mau berbicara dengan saya. Jadi, saya harus melakukan sesuatu yang berbeda
untuk mendapatkan perhatiannya. Saya memutuskan untuk memancing dengan uang,
sesuatu yang tak lazim saya lakukan. Tapi saya benar-benar menginginkannya,
jadi saya putuskan untuk mengejarnya. Saya menawarkan suatu jumlah yang sangat
bagi saya: $10.000. Sekretaris Trump menukas, “Segitu?” lalu menyikapi tawaran
saya layaknya sebotol minuman murah. Dengan ketus ia menambahkan, “Saya rasa
tidak,” lalu ia menutup telpon.
Beberapa hari kemudian, dengan memberanikan diri
karena saya tak mau menyerah, saya kembali menelpon Norma dan berkata, “Saya
akan membayar Mr Trump $25.000.” Jawab Norma, “Tidak, dia tidak tertarik.” Saya
tertegun. Setelah itu saya menyadari saya hanya berani main aman. Minggu
berikutnya saya mengambil resiko besar: saya menawarkan $100.000. Ini jumlah
terbesar yang pernah saya tawarkan kepada seorang pembicara, tapi Norma
bergeming, dan tanpa ragu masih saja menjawab, “Tidak. Donald tetap tidak mau.”
Saya duduk dan berpikir keras tentang apa yang harus
saya lakukan selanjutnya. Apa saya harus mundur dan mengurungkan niat untuk
mengajak Donald Trump menjadi pembicara? Saya tak tahu harus melakukan apa.
Lalu, saya teringat apa yang diajarkan motivator Tony Robbins, “Bila Anda ingin
berhasil secara besar, Anda harus mendorong diri Anda melampaui batas kemampuan
Anda. Anda harus memompa diri dan membawa diri Anda ke dalam keadaan mental
hiper. Dan Anda harus melakukannya sendiri. Orang lain tak dapat melakukannya
untuk Anda.” Saya memutuskan untuk menjadi besar. Donald Trump adalah Tuan
Besar terbesar. Setiap orang punya pahlawan, dan Donald Trump adalah pahlawan
saya. Bila ingin main di gelanggang yang sama dengannya, saya harus mendorong
diri saya ke level yang baru. Saya menghela nafas panjang dan mengumpulkan
semua energi saya. Lalu, saya menelpon Norma dan menawarkan satu juta dolar
agar Trump bersedia menjadi pembicara selama satu jam di The Learning Annex.
Ketika itu The Learning Annex hanya memperoleh omzet mentok $5,5 juta setahun.
Pikirkan, saya menawar Trump $1 juta, padahal omzet perusahaan hanya $5,5
setahun. Dan saya jarang mendapatkan kelas dengan jumlah siswa lebih beberapa
satus saja. Bagaimana uang saya akan kembali, belum terpikirkan oleh saya saat
itu. Tapi saya mengetahui bahwa saya harus melakukannya. Jadi, saya menuruti
kata hati saya dan menelpon. Norma berkata, “Ini sangat menarik. Saya akan
berbicara dengan Donald mengenai ini.”
Saya meletakkan gagang telepon, masuk ke dalam kamar
mandi, dan langsung muntah. Pikiran saya melessat, dan jantung saya berdegup.
Apa yang baru saya lakukan? Bila ini tidak berhasil, saya akan kehilangan
segalanya! Dalam satu menit, saya berada pada level baru dalam kehidupan saya,
dan rasanya sangat tidak nyaman. Tapi juga sangat menyenangkan! Apa yang saya
lakukan memang gila, tapi rasanya amazing!
Bill Zanker dan Donald Trump |
Dalam waktu kurang satu jam, Donald menelpon balik.
Ketika mengangkat telpon, saya tak percaya jika yang menelpon adalah Donald
Trump. Tapi ini memang Donald Trump, dan ia bilang, “Bill, saya menyukai The
Learning Annex, dan Anda baru saja mengajukan penawaran yang bagus pada saya.
Saya ingin tahu, berapa orang yang akan Anda datangkan dalam acara ini?” Hingga
saat itu, rata-rata kelas dihadiri 500 hingga 700 orang, dan kelas terbesar
adalah kelas fisika. Jadi saya menjawab, “Saya akan mendatangkan seribu orang.”
Dalam hati, saya pikir seribu orang adalah jumlah yang sangat besar. Trump
mendengus, “Saya bersedia bila Anda berjanji akan mendatangkan sepuluh ribu
orang.”
Sepuluh ribu orang! Saya belum pernah membayangkan
akan mendatangkan sepuluh ribu orang, bahkan mimpi paling liar sekalipun. Tapi
dengan tegas saya mengatakan, “Baik. Saya akan mendatangkan sepuluh ribu orang.
Tak masalah.” Trump berujar, “Bagus. Pengacara saya akan mengirim kontraknya.”
Begitulah. Kesepakatan tercapai.
Bersambung
ke bagian 3 selanjutnya…
Post a Comment