Steve Job Tak Percaya FGD
Sebagaimana kita tahu, Apple sangat sukses di market gadget, mulai dari laptop, desktop komputer bahkan pemutar musik dan handphone. Didukung desain yang elegan dan sistem operasi yang sangat simpel, Apple berhasil menjadi brand premium yang mempunyai banyak penggemar. Tapi tahukah Anda jika Steve Job, sang pemilik Apple, samasekali tidak mempercayai hasil dari FGD (Focus Group Discussion)?
Jawabannya, benar. Dan fakta ini cukup mengusikkan, membuat berantakan semua teori yang selama ini menghuni benakku.
Sebelum makin jauh, tak ada salahnya Anda mengetahui apa
sebenarnya FGD itu. FGD adalah salah satu metode riset kualitatif yang
bertujuan untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen. Konsumen dikumpulkan
dalam sebuah grup diskusi kecil (biasanya berisi 5-8 orang) yang dipandu oleh
periset. Dari diskusi ini kita bisa mengetahui apa yang sesungguhnya konsumen
inginkan. Dengan pengetahuan atau insight ini, para produsen akan mengembangkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tentu saja,
harapannya konsumen akan membeli produk tersebut dan penjualan pun sukses.
Tapi Steve Job tak percaya dengan FGD. Gila, kan? Lalu
bagaimana dia bisa mengembangkan produk yang sangat dicintai banyak orang?
Produk yang sangat diinginkan konsumen tanpa mengetahui apa yang konsumen
inginkan? Steve Job bukan anti dengan keinginan konsumen, hanya saja Job anti
dengan metode ini. Job terinspirasi dengan Henry Ford, pendiri Ford Motor yang
sangat sukses di bisnis otomotif. Ford pernah berkata bahwa jika dilakukan FGD
sebelum mobil tercipta, pasti yang diinginkan konsumen “kuda yang lebih cepat”,
bukannya mobil. Konsumen tidak mengetahui apa yang diinginkan, karena memang
hal yang diinginkan tersebut belum tercipta. Tak heran jika kemudian Steve Job
sangat mempercayai adanya ‘inovasi’.
Steve Job percaya, bagaimana pun, konsumen sangat
menginginkan produk yang berkualitas, walaupun konsumen tidak tahu bagaimana
produk yang berkualitas tersebut. Dan produsen itulah yang seharusnya mendefinisikan,
seperti apa produk yang berkualitas tersebut. Jika kemudian sebagian besar
konsumen sepakat, maka disitulah bendera kejayaan produk tersebut berkibar.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment